Bahas Dampak Covid-19 pada perilaku Belajar siswa. Webinar KNP Jatim diikuti peserta dari seluruh Indonesia.


Webinar menyambut hari Pendidikan Nasional, Komisi Nasional Pendidikan Jawa Timur, Praktisi dan Pemerhati Pendidikan Jawa Timur bahas Dampak Belajar dirumah dan Pengajaran Jarak Jauh saat Pandemi Covid-19.

.

Surabaya: Ditengah pandemi dan kebijakan PSBB  yang diberlakukan wilayah Surabaya raya tidak menyurutkan semangat Komisi Nasional Pendidikan Provinsi Jawa Timur (KNP) dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional di Jawa Timur. bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Kanwil Kemenag Jawa Timur, Katahati Institute, dan MSU Indonesia. Sabtu (2/5/2020) KNP Jawa Timur, menggelar Webinar atau Seminar berbasis Teknologi Daring dengan fasilitasi media Web,dan dilakukan dengan menggunakan Streaming lewat Radio Swasta di Surabaya.

Kegiatan yang merupakan Gerakan "Sehati untuk Pendidikan Indonesia" yang di gagas Komnas Pendidikan Jawa Timur utk pertamak linya ini, disimak dan diikuti melalui sALuran youtube dengan ribuan viewer dan ditambah  peserta yang registrasi secara online berjumlah 578 orang yang berasal dari berbagai Provinsi di seluruh Indonesia. Webinar menyamb ut Hari Pendidikan Nsioanal ini di hadiri sekaligus pemateri Kunjung Wahyudi selaku Ketua Komisi Nasional Pendidikan Provinsisi Jawa Timur, Eka Ratnawati yang mewakili Katahati Institute Jawa Timur dan Bagus Tri Widiantoro dari MSU Indonesia.

Webinar yang bertujuan mengetahui dampak covid-19 terhadap perilaku belajar dan problematic serta solusi terhadap dunia pendidikan ini digelar sebanyak 3 agenda, yaitu apakah terdapat proses pemblajaran terhambat dan membuiat peserta didik tidak terdidik dengan baik dan apakah program belajar membuat peserta didik justru semkain pintar atau sebaliknya serta menjaga kesehatan mental selama pandemic covid-19.

Saat berlangusng Live streaming sabtu (2/5/2020) yang juga bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional, Bagus Tri Widiantoro memaparkan data survey yang dilakukakn oleh KPAI terhadap 1700 siswa yang diteliti. Proses Pembelajaran Jarak Jauh bagi siswa diketahui 76,7 % siswa merasa tidak senang dengan proses pembelajaran jaraj jauh (PJJ) yang dilakukan  saat ini, dari hasil survey juga diketahui sebanyak 81,8 % beralasan mereka tidak senang karena yang mereka terima hanya sebatas tugas, tidak ad diskusi dan hanya materi teori semata.

“Siswa mengeluhkan waktu yang pendek untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Belum lagi penmugasan yang diberikan dalambentuk video pembelajaran membuat mereka merasa kelelahan dengan tambahan soal dan merangkum materi”papar Founder MSU Indonesia. Praktisi Pendidik Milenial ini membacakan hasil survey KPAI.

Melihat kondisi dunia pendidikan pada masa pandemic covid-19 ini para tokoh pendidikan di Jawa timur ini mengemukakan pendapat dan kesimpulan dari diskusi dan dialog interaktif selam 1 jam lebih ini. Kunjung Wahyudi mengatakan melihat data survey KPAI tadi diperlukan komunikasi dua arah antara guru dan orangtua siswa untuk membangun sebuah koordinasi dan cara pembimbingan terhadap perilaku belajar sang anak agar apa yang disampiakan dan ditugaskan seorang pendidik berjalan dengan baik tanpa kendala yang berarti dan tanpa menimbulkan dampak yang berat dari siswa itu sendiri.

Pada akhir sesi pembahasan dampak covid-19 terhadap perilaku belajar siswa, Eka Ratnawati dari Katahati Indonesia yang bergerak dalam bidang pelatihan dan transformasi diri dengan menggunakan kekuatan hati ini memberikan masukannya dalam mendampingi siswa belajar dirumah. Ibu Energik dan juga aktif di kegiatan sosial ini mengungkapkan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh ini diharapkan anak-anak lebih leluasa untuk berkreasi dan bereksplorasi kemampuan serta bakatnya dengan pendampingan orang tua dan memilki powerfull dalam kemampuan softskill. Namun, melihat data survey yang disampaikan tadi banyak anak-anak yang tidak bahagia, tantangan dari orang tua untuk membahagiakan dirinya terlebih dahulu sehingga akan muncul law attraction energy positif yang juga akan menumbuhkan energy positif pada diri si anak.

Eka menambahkan , rasa baik itu akan menarik kebaikan begitu juga sebaliknya. Saatnya kita mnciptakan generasi bahagia dan dunia akan memanggil mereka  tidak hanya cerdas akal tapi cerdas hatinya.

“Hidup bahagia adalah dengan memiliki hati terbuka dan merdeka, merdeka adalah ketentaraman hati dan kelapangan jiwa saatnya kita tidak menciptakan lagi anak-anak stress dan takut terhadap apapun tantangan didunia”pungkasnya mengakhiri sesi webinar menyambut Hari Pendidikan Nasional.(faiz)

Komentar