Apa sih untungnya EEG, CT Scan dan MRI bagi Orang Dengan Epilepsi. Pertanyaa ini kerap kali diungkapkan ODE maupun pendampingnya, berikut penjelasan singkatnya.
Elektroensefalogram (EEG). EEG adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dari otak.
Tindakan ini menggunakan sensor khusus yaitu elektroda yang dipasang di kepala dan dihubungkan melalui kabel menuju komputer. EEG akan merekam aktivitas elektrik dari otak, yang direpresentasikan dalam bentuk garis gelombang.
Elektroensefalografi (EEG) adalah merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala. EEG mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam neuron otak. Untuk mengecek apakah ada gelombang listrik berlebih yang menyebabkan kejang, merekam besarnya arus listrik dan didaerah mana titiknya di kepala.
Pemeriksaan EEG biasanya dilakukan ketika dokter mencurigai adanya gangguan otak, atau ketika seseorang mengalami gejala-gejala penyakit yang berhubungan dengan gangguan otak. EEG bisa menentukan titik kejang, jenis epilepsy dan akan lebih mudah menentukan obat dan dosis yang tepat. Biaya pemeriksaan ini cukup bervariasi. biaya EEG rekam otak berkisar antara Rp400 ribu – Rp1 juta.
Sedangkan Magnetic Resonance Imaging atau MRI tindakan pemeriksaan medis menggunakan teknologi magnet serta gelombang radio untuk mengidentifikasi kondisi tubuh pasien. Bisa dikatakan, MRI ini semacam scanner yang mampu melihat hingga ke bagian organ dalam.
Magnetic Resonance Imaging atau MRI adalah pemeriksaan yang dilakukan menggunakan gelombang radio dan teknologi magnet. Berbeda dengan radioterapi, MRI tidak menggunakan sinar radiasi sehingga tergolong lebih ramah bagi seluruh pasien.
Pemeriksaan MRI sering kali dikaitkan dengan pasien yang mengalami keluhan pada otak, sendi, tulang, jaringan lunak, dan pembuluh darah. Fungsi MRI adalah sebagai penunjang atau alat bantu dokter dalam memberikan diagnosis secara akurat kepada pasien mengenai masalah kesehatan.
Pemeriksaan ini akan menghasilkan gambar berupa organ, jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi tinggi. Gambar tersebut dibutuhkan dokter untuk menentukan letak gangguan dan menentukan cara pengobatan paling tepat terhadap pasien sekaligus mengevaluasi efektivitas terapi.
Selain itu, MRI adalah pemeriksaan yang sering dilakukan sebelum memutuskan suatu tindakan, sebut saja pada organ otak. Hasil yang diperoleh dari MRI dapat digunakan sebagai pertimbangan langkah operasi otak. Besaran biaya yang dibutuhkan untuk melakukan MRI bervariasi tergantung dari rumah sakit, kelas perawatan, dan bagian tubuh yang akan diperiksa. Biaya bisa berkisar mulai dari Rp. 1.290.000 hingga lebih dari Rp. 5.000.000.
Selanjutnya CT scan adalah pemeriksaan medis yang menggunakan teknologi sinar X dan komputer sekaligus. Pemeriksaan ini membuat tim medis dapat melihat apa yang terjadi di dalam tubuh pasien.
Bisa dibilang CT scan adalah alat yang digunakan untuk membaca kondisi tubuh seseorang. Sinar X yang diarahkan dalam tubuh atau kepala pantulannya akan diextract computer menjadi sebuah foto dalam tubuh atau kepala.
Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah pemeriksaan dengan teknik pengambilan gambar detail organ dari berbagai sudut yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio. MRI aman digunakan untuk ibu hamil dan anak. Metode ini dapat menghasilkan gambar organ yang lebih jelas, termasuk untuk pemeriksaan tumor.
MRI juga membantu dokter mencurigai adanya benda asing yang menyebabkan kejang sulit diatasi oleh obat.
Mirip dengan CTscan hanya teknologi yang dipakai adalah gelimbang radio yang diarahkan kedalam kepala atau tubuh, pantulannya akan diextract computer menjadi foto dalam tubuh atau kepala. MRI lebih detail dibanding CT Scan.
Besaran biaya yangbdibutuhkan untuk melakukan CT scan bervariasi tergantung dari rumah sakit, kelas perawatan, dan bagian tubuh yang akan diperiksa. Biaya bisa berkisar mulai dari Rp. 1.000.000 hingga lebih dari Rp. 3.500.000.
Pasien yang menjalani CT Scan akan berisiko terpapar radiasi dalam waktu singkat. Namun tidak perlu khawatir, karena hingga saat ini CT Scan belum terbukti dapat menyebabkan keluhan jangka panjang dikarenakan tingkat radiasi CT Scan terbilang rendah.