OPINI- Setiap manusia pasti pernah mengalami masa kelam, disitu hidupnya penuh dengan hitam, dalam proses tersebut manusia itu hanya sebatas menerima keadaan walaupun dalam benak hatinya selalu berharap agar umpama hitam segera menjadi putih.
Sebelum menjadi anggota DPRD, kisah itu juga pernah dialami oleh "J". Hidupnya terombang-ambing bak ditengah samudera tanpa membawa alat petunjuk arah, ia tidak tahu harus bagaimana dan melakukan apa. Namun, semakin lama berada ditengah kondisi saat itu membuat rasa jenuh dibenak "J", ia harus berenang untuk menepi dan mendapatkan labuhan. Walapun belum tahu kearah mana ia harus berenang, tetapi ia tetap sekuat tenaga untuk tetap berenang.membutuhkan kesabaran dan tekat agar bisa sampai di tepi labuhan, daripada tetap berada ditengah yang selalu terombang-ambing.
Hal itu ternyata membuahkan hasil, ia mencoba berenang selama 4 tahun, menahan godaan yang tidak henti-henti menerpanya. Mendapat banyak motivasi dari orang-orang terdekat, dan mencoba mencari rekan baru untuk memulai kehidupan yang baru.
Alhasil, dalam suatu kesempatan yang sangat berharga,dan sudah melalui waktu yang cukup panjang, ia memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai anggota dewan perwakilan rakyat. Tuhan menunjukan kebesaranya, "J" mendapatkan sebuah amanah untuk menjadi wakil rakyat. Suatu yang tidak bisa diduga-duga, tetapi Tuhan lebih tahu.
Pada akhirnya "J" menjabat sebagai anggota dewan, dan mulai beradaptasi dengan profesinya tersebut.
Ternyata, baru berjalan 2 tahun ia sudah mendapatkan guncangan godaan yang lebih begitu hebat lagi. Godaan itu bukan menghamburkan uang lagi seperti hidupnya dimasa kelam dahulu, tetapi justru ia akan diberikan uang besar oleh orang-orang yang berkompenten, siapa itu? Yakni pengusaha dan para oknum pejabat juga. Untuk apa pengusaha dan oknum pejabat ingin memberikan uang? Dalam hal ini dijelaskan oleh "J" yaitu untuk sebuah aksi "pemulusan" atau biasa disebut melancarkan kendala usaha. Apakah itu sogokan? Tentu iyaaa.
"J" tetap tenang menghadapi persoalan godaan itu, karena ia sudah berjanji tidak akan tergiur soal uang.
Kesempatan periode kedua, "J" terpanggil kembali untuk menjadi wakil rakyat lagi, ia tak henti mengucap rasa syukur.
Dikesempatan ini "J" mendapatkan godaan lebih besar, karena Pamor nya di periode kedua ini meningkat. Diakuinya banyak uang haram mendekat dengan sendirinya. Tetapi, itupun tidak ia terima. Ia beralasan sawahnya yang didekat rumah sudah mampu membuat kenyang perutnya tanpa harus menerima uang haram tersebut.
Moral value/pesan moral: terkadang kita memandang seseorang dari masalalunya, padahal itu jelaslah salah. Yang perlu kita dukung atau kita lihat ialah ia yang saat ini.
Setiap orang berhak berubah menjadi baik dan lebih baik. Dari kisah "J" ini semoga kita selalu semangat untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
